Senin, 22 Agustus 2011

Administrasi Personel Sekolah dan Adminitrasi Kurikulum


BAB I
PENDAHULUAN




Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia, melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat, pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa bermartabat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat.
Oleh karena pendidikan kemampuan manusia terus diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai hidup dan kehidupan, sehingga memiliki kepribadian mandiri dan bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap orang lain.



BAB II
PEMBAHASAN



A.        Administrasi Personel Sekolah
Untuk membatasi pokok permasalahan ini maka perlulah dikemukakan mengenai definisi administrasi personel sekolah, administrasi personel sekolah adalah segenap proses penataan personel di sekolah.
Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya.
Untuk itu dalam bagian ini perlu dibahas secara lebih mendalam mengenai personel sekolah, karena bagaimana pun lengkap dan modernnya fasilitas yang berupa gedung, perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah itu kurang berpartisipasi, maka akan sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Kepegawaian disebut juga personalia atau kekaryawanan dan pegawai tersebut juga personel atau karyawan. Karena menurut penulis artinya sama, maka dalam tulisan ini mungkin dipergunakan istilah-istilah tersebut secara berganti-ganti. Pegawai pada suatu sekolah ialah semua manusia yang tergabung di dalam kerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam mencapai tujuan pendidikan. Mereka ini terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru, Kepala Tata usaha, semua karyawan tata usaha, termasuk pesuruh. Untuk dapat bekerja secara baik, artinya antara petugas satu dengan petugas lainnya tidak overlap (maka perlu diadakan kegiatan penataan untuk bidang kepegawaian)
Menurut UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 2:
1.         Pegawai negeri terdiri dari:
a.    Pegawai Negeri Sipil dan
b.    Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
2.         Pegawai negeri sipil terdiri dari:
a.    Pegawai negeri sipil pusat
b.    Pegawai negeri sipil daerah, dan
c.    Pengawal negeri sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Syarat-syarat Pegawai Negeri
1.         Segi kepribadian.
2.         Kesetiaan.
3.         Kesehatan badan.
4.         Kecerdasan.
5.         Kemampuan.
6.         Ketangkasan.
7.         Dan syarat-syarat lain yang khusus diperlukan bagi sesuatu jabatan negeri yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Dari bahasan di atas, dapatlah diperinci pokok masalah penataran terhadap pegawai sekolah sebagai berikut:
a.    Bagaimana memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk tugas pekerjaannya, termasuk mengatur pengangkatannya. (bila perlu).
b.    Bagaimana menggunakan tenaga kerja yang sudah diperolehnya itu dengan efisien, termasuk merangsang kegairahan kerjanya.
c.    Bagaimana memelihara pegawai, pemberi gaji, intensif, kesejahteraan.
d.    Bagaimana mengatur kenaikan gaji dan pangkatnya, dan perpindahan mereka jika perlu terjadi.
e.    Bagaimana mengembangkan mutu pegawai.
f.     Bagaimana menilai pegawai.
g.    Bagaimana menata pemutusan hubungan kerja dengan pegawai.

Di Indonesia, sekolah menurut status pemilikannya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a.         Sekolah Negeri.
b.         Sekolah Swasta (dengan berbagai variasi).
Untuk sekolah negeri, pegawai tetapnya adalah pegawai negeri sedangkan untuk sekolah swasta pegawai tetapnya dapat pegawai negeri yang diperbantukan dan juga pegawai yayasan yang memiliki sekolah tersebut. Untuk sekolah swasta mendapat bantuan guru-guru pegawai negeri disebut sekolah subsidi, sedangkan sekolah swasta yang tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah disebut sekolah swasta yayasan dan sekolah swasta yang mendapat bantuan keuangan dari pemerintah disebut sekolah swasta berbantuan.
Dari sudut Administrasi Pendidikan (sekolah), dapat dilihat bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah problem hubungan kerja kemanusiaan (human relationship).



Keberhasilan dalam hubungan-hubungan kerja kemanusiaan ini akan ditentukan oleh efisiensi dan efektivitas mereka yang berkepentingan dalam:
a.         Menyampaikan berita kepada orang lain.
b.         Memahami dengan tepat isi/maksudnya dengan harapan mau menerima.

B.        Administrasi Kurikulum
Pada jenis dan tingkat sekolah apa pun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya, sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. Agar supaya kepala sekolah mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini hendaknya ia mengetahui berbagai teori mengenai kurikulum dan menyadari kaitannya dengan kebijaksaan dan langkah-langkah administratif.[1]

C.        Masalah-masalah dalam kurikulum
1.         Apakah kurikulum itu?
Kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai pendidikan merupakan hal yang penting. Sekalipun para ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang kurikulum. Ada yang mempunyai pandangan yang sempit mengartikan kurikulum sebagai kumpulan mata-mata pelajaran. Ada pula yang berpandangan sangat luas mengartikan kurikulum sebagai keseluruhan pengalaman belajar yang disediakan dan menjadi tanggung jawab sekolah. meskipun pandangannya berbeda-beda tetapi mengandung hal yang sama, bahkan kurikulum merupakan rancangan dan pelaksanaan pendidikan atau pengajaran.[2]

2.         Apakah yang harus diajarkan?
Terdapat perbedaan pendapat yang berpusat sekitar isi kurikulum. Banyak pemuka pendidikan mengemukakan pendapat bahwa:
1.    Kurikulum harus terdiri dari berbagai mata pelajaran yang urutannya harus disusun secara logis dan terperinci.
2.    Kurikulum harus mencakup seperangkat masalah-masalah luas tertentu yang bertalian dengan kebudayaan, atau yang berkaitan dengan masalah-masalah kehidupan umum yang selalu muncul.
3.    Program pengajaran harus disusun sekitar masalah-masalah kehidupan anak sehari-sehari yang berbeda-beda pada tiap kelompok umur.
4.    Merupakan modifikasi atau variasi dari pendapat-pendapat di atas.

3.         Apakah yang harus diutamakan dalam kurikulum?
Dalam garis besarnya ada tiga anggapan yang berbeda-beda, yaitu:
a)    Anggapan pertama yang berpendirian, karena sekolah didirikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, maka program pengajarannya harus mementingkan keadaan, latar belakang dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b)    Anggapan kedua mempertahankan pendirian, karena usaha pendidikan adalah mendidik individu, maka kurikulum harus disusun berdasarkan keadaan, sifat dan kebutuhan-kebutuhan individu.
c)    Pendirian ketiga menganggap tidak ada pertentangan prinsipil antara kedua anggapan di atas. Kita tidak usaha berpihak kepada salah satu pendirian, sebab itu benar-benar tidak realistis. Individu hanya dapat mewujudkan dirinya sebagai individu jika ia berada dalam masyarakat tempat ia hidup. Karena itu kurikulum harus berorientasi kepada individu di dalam masyarakat.



4.         Bilamana dan oleh siapa kurikulum harus direncanakan?
Masalah kelima berkisar sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan: harus bagaimana bentuk kurikulum itu, siapa yang merencanakannya, dan bilamana ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu harus dikerjakan oleh para ahli atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya, seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam.
Mengenai perencanaan di muka atau “pre-planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan di muka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendirian, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus direncanakan jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat, pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dilukiskan dengan skala seperti tercantum di bawah ini.
1
2
3
4
5
Kurikulum seluruhnya direncanakan di muka secara terperinci oleh “experts” dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja. Perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhan-kebutuhan murid.
Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya, berisi partisipasi dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat. Perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa perencanaan jauh di muka.
Skala “Pre-Planning”
5.         Bagaimana kurikulum harus memperhatikan perbedaan-perbedaan individual?
Kurikulum yang berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan individu dan kemampuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak yang lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Taraf hasil belajar yang dicapai dalam mata-mata pelajaran hanya ditentukan oleh besarnya usaha atau kerajinan yang ditunjukkan pelajar.
Dewasa ini pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidik kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Di sini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
Pertama, ialah konsep kurikulum yang telah ditetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Yang menjadi masalah ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda kepada “realitas” ini.
Pendapat kedua, mengemukakan tentang teori bahwa murid-murid harus dikelompok menurut kemampuannya antara lain:
-       Kelompok murid-murid yang lambat belajar atau “slow learners” hanya diberi pelajaran tentang hal-hal penting yang sekurang-kurangnya harus dikuasai oleh semua atau “minimum assentials” atau disebut program umum.
-       Kelompok pelajar yang cerdas dan cepat belajar atau “fast learnest”selain dengan cepat menguasai minimum essentials diberi juga program yang lebih luas yang berfungsi memperkaya program umum atau “enriched program learning”. Hal ini dapat dilaksanakan dengan program-program dalam bentuk modul semi mengajar diri sendiri atau modula mengajar diri sendiri.

Pendapat ketiga ialah menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tersebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama yang menarik perhatian bersama.

6.         Manakah yang lebih penting, proses atau isi?
Jawaban pertama terhadap persoalan ini merupakan implikasi dari teori Dewey yang berpendapat bahwa anak dan juga orang dewasa “belajar dengan berbuat” atau “learning by doing”. Para pendidikan yang mengutamakan kegiatan dan pengalaman di dalam kurikulum berarti memperhatikan pentingnya apa yang  dipelajari sepanjang macam-macam pengalaman dihayati anak memupuk perkembangan sosial, estetika, pikiran dan moral yang dianggap penting oleh mereka. Rupanya teori ini senada dengan pendapat psikologi daya masa lampau yang berpendapat bahwa daya-daya seperti kemauan, kecerdasan, ketahanan dan kerajinan dapat dikembangkan dengan jalan mempelajari mata-mata pelajaran tertentu selama mata-mata pelajaran tersebut cukup sukar dan tidak menyenangkan.
Isi yang dipelajari memang penting. Pendekatan terakhir terhadap isi yang dipelajari berbeda dengan pendekatan lama, yaitu dalam penekannya. Pandangan terakhir mengemukakan pendirian bahwa isi yang dipelajari harus dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan nyata anak-anak menurut taraf kematangannya.
Memang kita akui bahwa sarana belajar itu penting dan bahwa proses adalah juga isi dalam arti yang sebenarnya dan merupakan aspek terpenting dalam situasi belajar. Namun kita harus berpendirian hati-hati jangan terjerumus ke salah satu pendapat yang ekstrim. Pendekatan yang sehat terhadap belajar berpendirian bahwa belajar merupakan interaksi antara pelajar dengan situasi yang mencakup masalah atau problema, bahwa yang dipergunakan untuk memecahkan masalah, dan pada anak ialah adanya orang dewasa (guru) yang membantu dan membimbing. Dalam situasi ini pengetahuan tentang fakta-fakta ditempatkan dalam fokus baru ini. Isi pelajaran penting karena turut meningkatkan kualitas kehidupan murid-murid di masa kini dan sekaligus merupakan persiapan untuk kehidupan di masa yang akan datang.






BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP


a.         Kesimpulan
-       Administrasi personal meliputi administrasi personil guru dan pegawai sekolah dan administrasi murid.
Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervise atau kepegawaian memegang peranan yang sangat penting.
-       Administrasi kurikulum meliputi penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus atau pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan.

b.         Penutup
Demikian penyusunan makalah kelompok II telah kami sajikan, dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran kritikannya demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.


[1] H.M Daryanto, Administrasi Pendidikan, PT Renika Cipta, Jakarta: 2008, hlm 30-36.
[2] Engkoswora, Administrasi Pendidikan, PT Alfabeta, Bandung: 2010 hlm 249.

Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer


disusun oleh:
muchtarabdullah mbum


BAB I
PENDAHULUAN




Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang sering terkait, baik secara substansial maupun hisfories karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadapan filsafat.Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunnai dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang lebih domain.Dengan filsafat, pola pikir yang selalu tergantung pada rasio.Kejadian seperti gerhana tidak lagi di anggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan dan bumi berada pada garis yang sejajar.Sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi.
Dengan berkembangnya pola fikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan pembahasan di dalam filsafat.Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Untuk pembahasan lebih lanjut, kami akan membahasnya dalam pembahasan selanjutnya.





BAB II
PEMBAHASAN




Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Berikut pembahasan tentang filsafat-filsafat tersebut:

1.             Filsafat Periode Klasik
Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan peradaban yunani dan menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia.Filsafat yunani telah menyebar dan mempengaruhi di berbagai bangsa diantaranya adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar di daratan Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi dengan filsafat, sehingga munculah filsafat Eropa yang tak lain penjelmaan dari filsafat Yunani.
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: "All Western phylosophy is but a series of footnotes to Plato". Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini.Tema-tema filsafat Yunani seperti ada, menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema bagi filsafat seluruhnya.
Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Ketiganya secara khusus menaruh perhatian pada alam dan kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan yang terus menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama di belakang perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu. Thales mengatakan bahwa prinsip itu adalah air, Anaximandros berpendapat to apeiron atau yang tak terbatas sedangkan Anaximenes menunjuk udara.
Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air. Tentang bumi, Anaximandros mengatakan bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain. Sedangkan mengenai kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang pertama adalah ikan.Dan manusia pertama tumbuh dalam perut ikan.Sementara Anaximenes dapat dikatakan sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya.Udara di alam semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah Pythagoras.Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama dikatakan bahwa jiwa tidak dapat mati.Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya.Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu.Kedua dari penemuannya terhadap interval-interval utama dari tangga nada yang diekspresikan dengan perbandingan dengan bilangan-bilangan, Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis.Bahkan katanya segala-galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.
Pada Zaman Pythagoras ada Herakleitos Di kota Ephesos dan menyatakan bahwa api sebagai dasar segala sesuatu. Api adalah lambang perubahan, karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi api. Herakleitos juga berpandangan bahwa di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap.Segala sesuatu yang ada sedang menjadi.Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.Filosof pertama yang disebut sebagai peletak dasar metafisika adalah Parmenides.Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada tidak ada. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada 1) satu dan tidak terbagi, 2) kekal, tidak mungkin ada perubahan, 3) sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya, 4) mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos.

2.             Filsafat Abad Pertengahan
Filasafat Yunani yang menelurkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani.Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal inidikarenakanpihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen.
1.      Scholastik Islam
Para Scholastic Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya Aristoteles diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles.
Para ahli fikir Islam (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Gazali, Ibnu Rusyd dll.Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar.Namun dalam kenyataannya bangsa eropa tidak mengakui atas peranan ahli fikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa barat.
2.      Scholastik Kristen
pada masa ini kekuasaan agama masih begitu berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal yang tidak mengenyangkan seperti filsafat.
Pada masa ini perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak berkembang.

3.             Filsafat Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern.Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti.Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance.Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani.Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).[1] Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.       Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau yangsejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangansejarah pikiran manusia.

b.      Materialisme
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme.

c.       Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat dalam dirimanusia.

d.      Empirisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat dalam diri manusia.

e.       Rasionalisme
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
f.       Fenomenalisme
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggapbahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala.Dia berbeda dengan seorang ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuathukum-hukum dan teori.Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti.Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yanglangsung.Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of looking atthings".

g.      Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan.

4.             Filsafat Kontemporer
Filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita.Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris.Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer.
Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi.Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya.Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman.Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal.Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.



BAB III
KESIMPULAN




Dengan berkembangnya pola fikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan pembahasan di dalam filsafat.Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.